Yasmin dan adiknya semakin giat melakukan persiapan lomba pacuan kuda. Setiap hari ia berlatih, berolahraga, memakan makanan bergizi, dan tak lupa berdoa agar bisa kembali menjadi juara. Sampai suatu ketika, dalma sebuah latihan kuda Yasmin terkilir dan bertabrakan dengan kuda adiknya. musibah tersebut menyebabkan Yasmin harus duduk di kursi roda dan batal mengikuti lomba. Yasmin merasa kecewa. Sampai kemudian ada kejadian tak terduga di hari perlombaan. Dari situ Yasmin justru berbalik mensyukuri apa yang sempat membuatnya sedih, marah, dan kecewa. Yasmin menjadi tahu bahwa betapa Allah menyayanginya.